Cari Blog Ini

Selasa, Juni 03, 2008

KULINER


Kuliner lezat di Serpong
Dari tahu slawi sampai Bebek semuanya tersedia.



 
Mau makan enak di Tangerang? Gampang, coba saja susuri jalan-jalan di Serpong, dipastikan salah satu dari puluhan bahkan ratusan tempat makan, mulai dari warteg sampai dengan resto ada yang sesuai dengan selera anda.
Serpong misalya, daerah selatan Kabupaten Tangerang ini, beragam makanan dari berbagai daerah baik dalam maupun luar negeri, semuanya tersedia. Meskipun banyak, mungkin anda masih bingung rumah makan yang akan anda singgahi. Karena tidak sedikit resto-resto dengan penampilan sederhana memiliki sajian-sajian dengan kenikmatan ala makanan resto mewah, dan rame pembeli.
Tak hanya ditepi jalan raya Serpong saja, empat makan sekaligs nongkrong menjamuir, di jalan-jalan lain seperti jalan Rawabuntu juga banyak tersebar rumah makan dengan beragam ciri khas. menyusuri jalan setelah BSD Junction dari arah Tangerang, tepatnya setelah Kelurahan Rawabuntu terdapa rumah makan dengan plang nama cukup sederhana bertuliskan RM Tahu Murni Slawi.
Sepintas rumah makan ini tampak biasa-biasa saja, hanya mobil-mobil mewah yang berjajar rapi yang membedakannya. Sesuai dengan namanya, pertama kali masuk tampak ratusan tahu berjajar dan sejumlah penggorengan besar berada di dekat pintu masuk.
Saat dihidangkan pertama kali, bentuk dan rupanya sama dengan tahu-tahu lainnya, yang membedakan hanya ada tempelan tepung kanji di permukaan tahu. Tapi jangan salah, coba cicipi.Gigitan pertama masuk kemulut, rasa gurih dari tahu begitu terasa, terlebih jika sudah mencicipi bagian tempelan tapung kanjinya, hm.......lezat..namun lebih enak lagi jika dipadupadankan dengan cabe rawit atau saus, pasti lebih mak nyusss.
Sang Pemilik, Siti Mulatifah (39) didampingi sang suami MUsa Abdullah (53) menuturkan, semua menu yang disajikan di rumah makan yang dibuka sejak tahun 1997 silam tersebut adalah makanan khas Slawi, Jawa Tengah.
" Semuanya asli Slawi, termasuk tahunya," katanya.
Selain tahu, menu asal Slawi lainnya seperti soto slawi, teh slawi, martabak lebaksiu, susu kedelai dan sop buntut semuanya tersedia disini. Semua bahan makanan yang tersedia disini, diperoduksi sendiri oleh keluarga Musa, kecuali eh slawi yang didatangkan langsungd ari daerah di pantai utara pulau jawa ini. Untuk memproduksi tahu dan susu kedelainya, mereka memiliki pabrik tahu yang berada di belakang taman tekno BSD.
Selain RM Tahu Murni Slawi, masih diwilayah Serpong tepatnya di jalan Ciater Raya, sektor 14,6 BSD, anda juga bisa mencicipi ragam menu yang tak kalah nikmatnya. Ya...di rumah makan dengan nama Waroeng Rindu Makan ini, pengunjung bisa menikmati beragam menu yang semuanya dikombinasikan dengan Bebek.
Iik, salah sat karyawan mengatakan, semua menu yang tersedia ditoko yang terkenal dengan sebutan warung sate bebek ini memang mengandun unsur bebek." Semuanya ada bebeknya, tak hanya sate, nasi goreng juga ada bebeknya," kata Iik.
Selain sate yang dihargai 1200 pertusuk dan nasi goreng bebek dengan harga Rp 9 ribu per porsi, pengunjung juga bisa mencicipi menu bebek lainnya seperti sop tulang bebek, bebek bakar, mie rebus bebek dan mie goreng bebek, semuanya dijamin mak nyus......
Bagi anda penggemar masakan betawi, jangan khawatir masih di sekitar sektor 14,6 anda juga bisa menemukan rumah makan yang menyediakan menu-menu asli betawi, seperti sayur asem dan pesmol ikan kembung patut dicoba di rumah makan H Sari ini. (unsiyah






Sajian Kota Musi di Tangerang 



Mendengar kata Palembang, sungai Musi dan pempek menjadi hal yang langsung terlintas di benak kita. Khusus pempek yang memang sudah terkenal sebagai sajian khas Palembang ini, tak perlu repot mendapatkannya.
Tangerang, sebagai salah satu surga bagi para kuliner juga menyajikan beragam jenis makanan khas Palembang ini. Sebagai salah satu tempat yang memanjakan para penjelajah kuliner, tak hanya pempek, makanan khas Palembang lainnya seperti Pindang Ikan Patin, Ikan Seluang Goreng lakso dan es kacang merah juga tersedia di Tangerang.
Untuk mendapatkannya, tak perlu repot di wilayah serpong misalnya terdapata beberapa rumah makan yang khusus menyediakan makanan khas kota yang dibelah sungai musi ini. salah satunya yang sudah cukup dikenal masyarakat Tangerang adalah RM Meranjat.
Rumah makan yang berada di Jalan Boulevard Raya, gading Serpong ini menwarkan sejuta citarasa khas Koa Musi. Resto yang berdiri sekitar awal tahun 2006, menjadi salah satu resto Pelmbang yang banyak dikunjungi pembeli, mulai dari orang asli palembang sampai dengan warga keturunan Tiong Hoa, banyak yang berkunjung ke tempat ini.
Pindang Ikan Patin menjadi menu khas Palembang yang cukup disukai oleh pengunjung retso milik Eka Nagari ini. Salah satu pegawai, Ita mengatakan salah satu keunggulan yang ditawarkan Pindang patin milik RM Meranjat ini adalah bahan baku yang didatangkan langsung dari Palembang.
" Ikan Patinnya kita datangkan langsungd ari sungai Musi, sehingga tidak amis seperti yang ada disini," kata Ita.
Selain Pindang Ikan Patin, menu andalan lain RM Meranjat adalah Ikan Seluang Goreng. Menu ikan yang menyerupai teri dan memiliki rasa gurih ini juga didatangkan langsung dari sungai Musi.
Harganya, cukup terjangkau untuk satu porsi pindang ikan patin misalnya hanya dibandrol dengan harga Rp 12.500, sementara untuk ikan Seluang dibandrol Rp 7.500 per porsi.
Selain kedua menu ini, RM Meranjat juga menyediakan baragam menu khas palembang lainnya seperti aneka pempek mulai dari lenjer sampai dengan tekwan yang dibandrol dengan kisaran harga Rp 3 ribu sampai Rp 9 ribu, burgo yang dibandrol dengan harga Rp 9 ribu sampai dengan es kacang merah. yang dibandrol dengan harga Rp 6.500 per porsinya .
Burgo adalah makanan sejenis kwiteuw dengan tekstur lebih lembut dan disajikan dengan kuah santan yang sudah dilengkapi dengan kaldu ikan. Sementara untuk es kacang merahnya cukup lezat untuk disantap, berbeda dengan penjual es kacag merah pada umumnya, ditempat ini Kacang merah yang disajikan cukup lembut dan rasanya manis legit, karena dipadupadankan dengan gula, sirup dan juga susu. Untuk semakin melengkapi nostalgia anda dengan suaaasana Musi, rumah makan ini juga menyediakan bergam kerupuk asli Palembang.
Jika anda penggila pempek, anda bisa datang ke Warung Pempek Pak Raden yang ada di Jalan Raya Serpong. Warung Pempek yang sudah memiliki beberapa cabang di Jakarta dan Tangerang ini, menjamin kepuasan anda untuk menikmati pempek.
" Ada sekitar 12 jenis Pempek yang kita sediakan disini,' kata M Ridwan, sang pemilik.(unsiyah)




Puas NIkmati Pempek di Warung Pempek Pak Raden

Siapa tak kenal Pempek, makanan khas Palembang ini sudah banyak digandrungi masyarakat di Tangerang dan Jakarta. Mulai dari yang dijajakan sampai kedai khusus pempek sudah cukup menjamur di Tangerang.
Sebut saja Warung Pempek Pak Raden. Meskipun baru dibuka belum lama ini, namun warung pempek yang berada di Jalan Raya Serpong ini, cukup ramai dikunjungi pembeli. Terlebih saat akhir pekan, warung ini pasti penuh disesaki pengunjung.
Kendati menu yang disajikan didominasi oleh pem-pek, anda tidak perlu khawatir akan bosan. Pasalnya, di warung ini sedikitnya ada 12 jenis pem-pek yang tersedia, mulai dari yang banyak dipasaran seperti pem pek lenjer sampai dengan pistel atau pempek pepaya.
Sang Pemilik M Ridwan mengatakan, selain macamnya yang cukup banyak, wruang pem-pek yang sudah memiliki beberapa cabang di Tangerang dan Jakarta ini juga memiliki kekhasan pada bahan dasar Pempek yang digunakan.
" Kita tidak pakai ikan tenggiri, melainkan ikan gabus yang didatankan langsung dari Palembang," kata ayah dua orang anak ini.
Hal ini, lanjutnya dilakukan untuk mengurangi rasa amis yang banyak dirasakan pada pempek. Beberapa jenis pempek yang tersedia di warung makan ini antara lain lenjer, adaan, mpek-mpek kulit, kapal selam, model, tekwan dan juga pistel.
Model adalah mpek-mpek berisi tahu yang disajikan dengan kuah gurih, namun bagi anda pecinta rasa pedas bisa menambahkan menu yang satu ini dengan sambal cabe hijau, yang dijamin akan membuat rasa pempek semakin mak nyuss.
Sementara pistel, yang menjadi menu khas warung ini adalah pempek yang berisi tumis pepaya muda yang sudah dimasak dengan ebi, cara menyaantapnya sama dengan pempek pas aumumnya, yakni dengan dicocol di cuka yang telah disediakan.
Masalah harga jangan khawatir, pem-pek paling murah dibandrol dengan harga Rp 3 ribu perunitnya untuk jenis seperti lenjer kecil dan adaan, sementara paling mahal dibandrol dengan harga Rp 9 ribu untuk jenis seperti Lenjer besar, model dan kapal selam. (unsiyah)





Nasi Uduk Betawi ala Bang Aufar

C
itarasa Betawi tak hanya sayur asem dan nasi uduk, masih banyak menu lainnya yang juga tak kalah sedap. Sebut saja ayam goreng sampai dengan paru goreng.
Bagi anda yang ingin menikmatinya, coba saja datang ke Nasi Uduk Bang Aufar yang berada di deapn Samsat Kabupaten Tangerang, BSD. Di tempat makan yang baru buka pada 12 April kemarin ini, anda dijamin akan puas menyantap beragam menu khaas betawi.
Warung yang beroperasi dari pukul 17.00-02.00 wib ini menawarkan menu makanan khas Betawai dengan harga yang cukup terjangkau. Sebut saja seporsi ayam goreng dan nasi uduk yang hanya dihargai Rp 12 ribu, paru Rp 6 ribu. " Dengan harga tersebut, menu sudah lengkap dengan segala rupa lalapannya,' kata Kholifah, bagian Adminitrasi Nasi Uduk Bang Aufar.
Di tempat ini, penyajian nasi uduk tidak seperti warung makan umumnya yang diletakkan diatas piring, warung makan yang banyak dikunjungi warga di sekitaran BSD ini menyajikan nasi uduk yang dibungkus dengan daun pisang dan bentuknya menyerupai tabung, serta memiliki bau yang cukup harum, dan dipastikan menggugah selera.(unsiyah)





Onde-onde ala Banyumas

Menikmati makanan khas Banyumas, Onde-onde tak perlu repot lagi, di jalan Raya Serpong tepatya di Km8 tersedia warung yang khusus menyediakan onde-onde Banyumas.
Onde-onde yang disediakan di toko yang berdiri sekitar dua bulan ini juga berbeda dibandingkan dengan onde-onde di tempat lain. " Kalau onde-onde yang kita sediakan benar benar onde-onde yang berkualitas, mulai dari enten-entennya sampai dengan wijennya," kata Vera, pengelola Onde-Onde Istimewa Cabang Serpong ini.
Toko yang sudah memiliki sedikitnya 6 cabang di Jakarta dan Tangerang ini, membandrol onde-onde buatannya dengan harga Rp 10 ribu per Box atau Rp 2 ribu per biji. Makanan yang terdiri gilingan kavcang hijau yang dibalut dengan adonan tepug ketan dan dan taburan wijen ini, mendapat respon cukup bagus dari masyarakat Tangerang.
Terbukti, sedikitnya 400 butir onde-onde atau 80 box onde-onde bisa terjual di toko ini. Dituturkan Vera, onde-onde yang bisa bertahan sampai dua hari ini, paling pas jika di santap dalam kondisi hangat. " Kalau sudah dingin juga tidak apa-apa, karena rasanya tetap gurih," katanya.(unsiyah)




Jelajah Kuliner di Tangerang
Sajian ala Rumah, rasa ala Resto


Menjelajah kuliner di Tangerang, jangan pernah tertipu dengan penampilan luarnya, pasalnya tidak sedikit Rumah Makan di Tangerang yang penampilannya seperti warteg, dan makanan yang disajikan juag menu rumaha, tapi untuk masalah ras dan pelanggan tak kalah meskipun dibandingkan dengan resto.
Sebut saja Rumah Makan H Kokom yang beralamat di Cipondoh Tangerang. Rumah makan yang sajiannya banyak didominasi makanan ala Betawi ini, dari luar tak ada yang istimewa, tapi cobalah melintas saat jam makan siang, puluhan mobil berjajar di depan rumah makan ini.
Komariyah atau akrab di sapa H Kokom, sang pemilik mengatakan awalnya rumah makan yang sudah berdiri sejak tahun 86 tersebut hanya sebuah warteg. " Dulu ini hanya warung nasi," katanya.
Sayur Asem ala Betawi yang disajikan di rumah makan yang beroperasi sampai jam 16.00 ini menjadi menu yang paling banyak di pesan oleh pengunjung. Namun, bagi yang ingin menu lainnya juga tak perlu khawatir, menu gurame dan ayam bakar serta goreng juga bisa di pesan di tempat ini. Bagi anda penggemar cah kangkung juga tak perlu khawatir.
Untuk bisa menampung ratusan pengunjung yang datang setiap harinya, selain tempat makan di bagian depan, saat ini Rumah Makan H Kokom juga menyediakan sekitar 30 saung di bagian belakang rumah makan yang terdiri dari lesehan dan tempat duduk biasa.
Masalah harga, tak perlu khawatir, jika dibandingkan dengan citarasanya yang mak nyuss, harganya tergolong terjangkau, sebut saja sayur asem yang hanya dibandrol Rp 3 ribu per porsi, Gurame dibandrol dengan harga Rp 60 ribu per ekor, dan ayam yang dibandrol dengan harga Rp 9.500 per potongnya.
Disinggung mengenai keistimewaan, H Kokom mengaku tidak ada yang istimewa dengan masakan di rumah makan miliknya. " Sebenarnya sama saja dengan makanan rumahan lainnya, tidak ada yang istimewa, karena ini merupakan resep yang biasa dimasak dirumah," tutur H Kokom.
Mungkin, tambah H Kokom, cara masak yang dilakukan secara tradisional yakni masih menggunakan kayu bakar, menjadi salah satu faktor pendting masakannya banyak disukai pengunjung. Pelangganya juga tidak sembarangan, mulai dari masyarakat biasa, artis, sampai dengan pejabat pemerintahan sering berkunjung ke tempat ini.
Selain Rumah makan H Kokom, di daerah Pondok Aren tepatnya di Pondok Jaya juga tersedia warung nasi yang banyak dikunjungi pembeli. Ya....warung nasi Haji Masa, demikian orang biasa menyebutnya, setiap hari ratusan orang berkunjung ke tempat ini. Begitu masuk ke tempat ni, kita tidak seperti di sebuah rumah makan, tapi seperti di rumah sendiri.
Masalah menu andalan, sayur asem ala Betawi masih menjadi andalan di tempat ini. Selain sayur asem, sejumlah makanan ala betawai lainnya seperti aneka menu pepes Jamur dan ikan asin juga siap menggoyang lidah anda.
Warung nasi yang beroperasi dari pukul 10.00-21.00 wib ini awalnya juga hanya warung kecil yang dirintis oleh istri dari H. Masa yaitu Hj. Somih, sekitar tahun 1996 lalu. Selain beragam pepes, warung nasi H Masa ini juga menyediakan sambel mentah yang digebrak saja dan bisa dipastikan akan membuat kerinagt bercucuran.
Setiap satu porsi yang terdiri dari sayur Asem, ikan gabus/ikan gurame, sambal dan lalap, dibandrol dengan kisaran harga Rp 25 ribu, namun satu mangkok dihargai Rp 5 ribu rupiah. Yang membuat beda warung nasi ini adalah penyajiaannya yang dilakukan secara Perasmanan. Selain menu Sayur asem dan pepes, sejumlah menu ala rumahan lainnya juga tersedia, seperti gulai dan ayam goreng.
" Peresmanan ini sebagai upaya kita untuk memuaskan pelanggan," kata H Somih singkat.(unsiyah)


Nuansa Solo di Tangerang

Menjelajah kuliner di Tangerang bukanlah hal yang sulit, antara satu tempat makan dengan yang lainnya juga tak terlalu jauh, boleh dibilang hanya dengan melangkahkan kaki beberapa langkah saja kita sudah bisa menemukan resto baru.
Tak hanya jumlahnya yang banyak, ragam menu dan resto yang ditawarkan juga banyak, mulai dari menu asli Tangerang, luar aerah sampai dengan menu luar negeri, hampir semuanya bisa ditemukan di Tangerang.
Salah jenis resto yang kian marak di Tangerang, adalah resto yang menyediakan menu-menu khas daerah. Sebut saja resto yang menyajikan makanan khas solo, jika beberapa waktu lalu mash bisa dihitung dengan jari, maka tidak dengan sekarang.
Untuk menunjang citarasa masakan Solo, tak hanya menu saja yang tersaji, karena tidak sedikit dari mereka yang benar-benar menawarkan suasana khas solo, mulai dari dendang lagu campur sari sampai dengan resto berupa rumah joglo.Kawasan Bintaro Tangerang, menjadi daerah yang banyak memiliki rumah makan yang menyajikan nuansa solo, diantaranya Pondok Dahar Eyang Titi, Kampung Bunga serta Rumah makan dan Galerry Djoglo.
Masuk di Pondok Dahar Eyang Titi, yang beralamat di Jalan Senayan Utama Blok H5, nomor 1 A, sektor IX Bintaro ini, kita seakan-akan dibawa ke suatu kota seni di Jawa Tengah, tepatnya Kota Solo.
Sejumlah perabot mulai dari meja dan kursi kayu tampak tertata rapi, perabot kayu yang ukurannya relatif besar ini hampir semuanya dipenuhi dengan ukiran. Terangnya lampu yang biasa di saksikan di resto-resto tak tampak di tempat ini, hanya ada lampu minyak yang menerangi resto ini ala kadarnya.
" Semua yang disajikan disini memang bernuansa solo, mulai dari interior sampai dengan menu yang disajikan semuanya murni solo," kata Komarun, selaku penanggung jawab resto ini.
Beberapa menu andalan khas solo yang dihadirkan ditempat ini adalah Nasi Pecel, Salad Solo, dan gado-gado yang semuanya asli solo.Bagi yang ingin menikmati sajian khas Solo dengan lesehan tak perlu khawatir, di belakang gebyok besar yang ada di resto ini disediakan tempat makan lesehan bak di keraton solo. " Semuanya masih bertahan ala solo, pemilik tiak ingin mengubahnya sedikitpun.
Tak jauh dari Pondok Dahar, sebuah rumah Joglo dengan plang nama Rumah makan dan Gallery Djoglo Solo berdiri, tepatnya di Jalan Tegal Rotan, No 52 A Bintaro. Menginjakkan kaki di halaman rumah joglo ini, tak pernah dibayangkan jika rumah ini merupakan sebuah resto, tetapi hanya terlintas rumah gallery.
Pasalnya, dari luar rumah yang tanpa sekat ini, hanya tampak berbagai perabot khas Solo yang tak pernah lepas dari ukiran serta aksesoris-aksesori dengan etnik jawa yang tertata rapi. Tapi, cobalah melongok ke dalam rumah, di bagian tengah rumah tepatnya di depan gepyok tampak sejumlah kuali lengkap dengan tutup berbaris rapi. T ak hanya itu, hembusan angin dibarengi sayup-sayup musik campur sari juga bisa dirasakan di tempat ini.
Begitu tutup kuali dibuka, beragam makanan mulai dari gorengan, bebek goreng, gudeg, gulai tengkleng, tumis pare, pepes dan lainnya langsung menggugah selera untuk segera menyantapnya. Maria (54) sang pemilik resto menuturkan, penyajian khas ala Solo memang sengaja dipilihnya untuk resto yang baru dibuka sekitar lima bulan lalu tersebut.
" Kami ingin pengunjung benar -benar bisa menikmati makanan dengan nuansa solo yang kental, oleh karenanya kami berani menghadirkan rumah joglo berumur ratsuan tahun yang dibawa langsung dari Solo," kata Maria.
Kendati nuansa yang disajikan benar-benar berbeda, namun harga makanan yang disajikan cukup terjangkau, boleh dibilang sama dengan pedagang kaki lima. sebut saja ragam masakan bebek yan hanya dibanrol Rp 12.500 per prosi, tumis pare Rp 3.500, gulai tengkleng Rp 15 ribu, pepes dengan kisaran harga Rp 3.500 sampai Rp 8 ribu. Selain bisa menikmati beragam menu solo, pengunjung juga bisa membeli sejumlah barang khas solo yang tersedia disini. Bagi anda yang tertarik atau rindu dengan nuansa Solo, cobalah sekali-kali berkunjung di daerah selatan Tangerang ini.(unsiyah)




Makan sembari belanja ala Resto dan Djoglo Solo



Makan sembari berbelanja, konsep inilah yang diusung Rumah Makan dan Gallery Djoglo Solo, Bintaro. Di rumah makan yang berdiri sekitar 5 bulan lalu ini pengunjung tak hanya beragam sajian khas solo saja yang bisa dinikmati, selain itu pengunjung juga bisa berbelanja berbagai kebutuhan mulai dari sandal, baju sampai furnitur yang kental dengan etnik Solo.
Sang pemilik, Maria (54) menuturkan, awalnya dirinya tidak pernah membayangkan sama sekali akan memiliki resto, pasalnya saat pertama kali Djoglo didirikan di tepat tersebut sekitar satu tahun lalu, dirinya hanya berniat berbisnis gallery.
" Karena saya melihat potensi usaha resto khususny makanan solo cukup bagus, akhirnya saya memberanikan diri untuk memulai usaha ini," kata Maria.
Dari sekedar iseng lantaran ingin memuaskan pengunjung gallery yang kadang kesulitan mencari makanan, kini Maria sukses menggeluti bisnis ini. Sedikitnya Rp 2 juta bisa dikantunginya resto yang menyediakn berbagai menu khas solo seperti nasi liwey, mie pecel daan setiap hari.
Meskipun mengusung konsep solo, tak berarti semua barang yang disediakan murni sari solo, tengok saja sejumlah lukisan yang tergelak di bagian tengah usahanya, ada sebagian yang bersalari Bali dan Jogja. " Kebetulan saya sering hunting, makanya barang yang tersedia juga beragam, mulai dari yang berasal dari Jogja, Bali dan Solo," pungkas wanita yang hobi berbisnis ini.
Menurutnya, memadukan Gallery dengan resto memberikan keuntungan tersendiri, paslanya tidak sedikit dari pegunjung yang awalnya hanya berniat makan, tertarik membeli sejumlah barang. " Keduanya kita gabung tanpa menonjolkan salah satu dari keduanya," kata

Maria.(unsiyah)

Asinan Tangerang yang mak nyussssssss

  Tak salah jika Tangerang diidentikkan dengan kota pembuangan para kriminal saja, karena di daerah yang merupakan satelitnya Jakarta ini ada sedikitnya 5 lembaga pemasyarakatan yang berdiri.
Meskipun demikian, urusan citarasa kuliner, Tangerang tak bisa dianggap enteng, karena kota yang masuk dalam wilayah Banten ini juga memiliki beberapa macam kuliner dengan citrasa yang khas, dan tak kalah jika dibandingkan dengan kota lainnya diantaranya Asinan.
Untuk mendapatkan jajan asli Tangerang ini, kita tak perlu repot lagi, di sepanjang jalan Hasyim Ashari saja kita bisa menemukan sedikitnya tiga warung asinan. Warung Asinan Iu Sopy, salah satunya. Warung asinan yang menjadi langganan Walikota Tangerang, H Wahidin Halim ini menjadi warung asina yang cukup dikenal di Tangerang.
Sang pemilik, Sopy (55)menuturkan, dirinya memulai bisnia asinan ini sejak tahun 1975, ada da macam asinan yang disediakan yakni asinan sayur dan asinan buah. Menurutnya, yang membedakan asinan miliknya dengan asinan lainnya, adalah pada bumbunya yang benar-benar mak nyusss, dan rasa asam manisnya benar-benar terasa. " Orang bilang bumbunya asinan buatan saya lebih terasa, tapi kalau resepnya rahasia," kata Sopy.
Setiap harinya, dirinya bisa menjual sedikitnya 500 bungkus asinan Dijelaskannya, asinan sayur dibuat dari campuran dari kol, toge, wortel, caisim, dan timun yang semuanya diasinin, ditambah dengan sedikit potongan tahu dan sebuah kerupuk kuning, yang kemudian diguyur dengan bumbu kacang. (unsiyah)



Warung lesehan Mat-Mat Pak
Tawarkan menu khas jawa dengan layanan terbaik.


Rumah makan ala tradisional saat ini sudah menjadi trend di perkotaan. Tidak sedikit pemilik resto yang mengembangkan konsep ini meraih sukses.
Ini juga yang dirasakan Waroeng Mat-Mat Pak Item, dengan mengusung tema lesehan ala Jogja, resto yang beralamat di Taman Sari Lippo Karawaci tidak pernah sepi pembeli.
Setiap harinya , puluhan bahkan ratusan orang datang ke warung lesehan ini. Pengunjung tidak hanya bisa menikmati suasana makan ala jawa, yang diiringi dengan iringan lagu campur sari yang terus diputar. Di resto ini , pengunjung juga bisa menikmati berbagai jenis olahan makanan yang semuanya khas jawa.
" Kita memang ingin membawa setiap pengunjung bisa merasakan nikmatnya makan di jawa," kata Abdul Karim, Kepala Cabang Waroeng Mat-Mat Pak Item, Taman Sari.
Ayam bakar dan ayam goreng kremes menjadi menu favorit di warung makan yang memiliki motto " Murah, meriah, ramah dan ibadah". Setiap hari, warung makan ini bisa menghabiskan sedikitnya 25 ekor ayam kampung. Mengenai omzet, Karim menjelaskan, setiap harinya warung makan ini bisa meraup omset sedikitnya Rp 3,5 juta.
Bagi pembeli yang datang ke warung makan ini, tak perlu takut akan bangkrut, karena dengan uang Rp 10 ribu saja, pengunjung sudah bisa menikmati dua menu andalan resto ini. Mengenai rasa, jangan ditanya, karena semua makanan yang tersedia disini dijamin lezat, untuk ayam bakar dan ayam goreng kremes misalnya, selain memiliki daging yang empuk, bumbu juga merasa ke daging. "Bumbunya semua diramu sendiri, sehingga rasanya lebih terasa dan ayamnya dijamin empuk ," tutur karim.
Yang jelas, lanjutnya, kami mengutamakan pelayanan teraik kepada pengunjung. Tidak mengherankan, meskipun menu yang disajikan merupakan menu khas jwa, namun pengunjung yang datang cukup beraneka ragam. " Tadinya kami tidak pernah menyangka, warga-warga keturuna Tiong hoa ternyata juga tertarik dengan makanan disini," pungkas Karim(unsiyah)

Konsep jadoel di Saggo Kitchen.
Nikmati nostalgia masa lalu dengan makanan tempo dulu


Melintas di depan Sagoo Kitchen di area Downtown Walk, Summarecon Mal Serpong, tiba-tiba langkah ini terhenti. Pandanganpun langsung tertuju ke sejumlah barang tempo dulu, seperti toples yang terpampang di toko tersebut.
Bukan hanya toples yang terpampang di balik kaca elatase toko, sejmlah barang era 80-an seperti telepon dan panci. Belum lagi, jejeran jajanan warung yang sudah jarang ditemukan seperti permen davos, permen asam dan coklat jago juga terlihat di toko yang didominasi warna coklat.
Disisi lain, gantungan kemoceng, pukulan kasur dan satu set masak-masakan ikut meramaikan secuil tembok yang ada di toko ini. Meskipun banyak ditemukan barang unik dan antik era dulu, namun oko ini bukanlah toko barang antik, melainkan sebuah resto modern yang menggunakan konsep tempo dulu.
Menurut Supervisor Saggo Kitchen, Rizal Andi Kartiwa ke-jadoel-an memang menjadi konsep yang diusung resto dengan slogan Lets remember The Good Time Old ini. " Kita memang ingin membawa kenangan masa lalu kepada pengunjung yang datang," kata Rizal.
Tidak hanya tampilan luar saja yang kuno, Sagoo Kitchen juga menyajikan sejumlah jajanan anak-anak warungan, makanan tradisional yang belum tersentuh teknologi modern, sampai makanan rumahan.
" Resep yang ada disini semuanya diambil dari resep keluarga, yakni didominasi menu campuran jawa dan cina," tutur Rizal.(unsiyah)




Pitik Ijo, makanan khas Semarang



Di resto yang berada di bilangan BSD ini, anda dijamin akan mendapatkan nuansa yang berbeda saat petama kali masuk. Nuansa beda tersebut, diantaranya berupa nuansa alami pedesaan, yang ditampilkan melalui bangunan yang didominasi bambu dan juga iringan lagu campur sari yang terus terdengar.

Menu utama Pitik Ijo, ayam goreng kampong juga disajikan dengan rasa yang berbeda dengan resto pada umumnya. Di resto yang baru berdiri sekitar sebulan yang lalu tersebut, menu ayam goreng dilengkapi dengan kremez, sambal dan juga lalapan yang beraneka ragam.

Pebedaan yang paling mencolok adalah dalam hal sambel, di resto ini sambel disajikan dengan cara dilumui langsung kea yam yang sudah igoreng, kemudian ditutup dengan kemez. Sambel yang digunakan juga berbeda, karena resto ini menggunakan sambel hijau sebagai pelengkap ayam goreng, sehingga rasanya pun lebih pedas. “ Kebanyakan kan pakai sambel merah biasa,’ Kata Magdalena Dewi, pemilik Pitik Ijo Resto.

Sesuai dengan slogan yang dipakai, “ Rasa bintang lima, harga kaki lima”, Pitik Ijo juga menawarkan harga yang cukup terjangkau, bekisar Rp 8.500 per porsi untuk semua menu utama.

Bagi mereka yang tidak suka pedas, Pitik Ijo juga menyediakan menu pitik ijo denagn sambel tepisah dan juga menu pitik ijo yang menggunakan sambel bawang. Tak terlepas daisambel hijau, Pitik Ijo juga menawarkan menu empal yang tak kalah lezatnya.
Menu utama lain yang ditawarkan resto ini adalah sayur asem yang hanya dipatok dengan harga Rp 5.500 perporsinya.” Sekarang tinggal pilih,’ tawar Dewi.(unsiyah)






1 komentar:

bayu mengatakan...

Hai..salam kenal

boleh mampir kan!

lagi nyari2 tempat makan yang sediakan ikan gabus nih......
sulit yah nyarinya.....
pdhal sy di jawa tengah.
salam